Kementerian ATR/BPN dalam melaksanakan tugas dan wewenang penyelenggaraan urusan bidang agraria/pertanahan dan tata ruang diberikan anggaran sebesar Rp8,9 Triliun pada Tahun 2021. Selain sebagai K/L dengan penerima anggaran yang besar, Kementerian ATR/BPN juga merupakan K/L penghasil Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) terbesar ke-6, berjumlah Rp1,8 Triliun pada Tahun 2020. Selain dari besarnya anggaran, sejumlah survei masih memberikan nilai kurang baik kepada Kementerian ATR/BPN, diantaranya sebagai K/L dengan probabilitas suap tinggi (IPK, 2017), banyaknya calo dalam proses layanan (50%) dan konflik kepentingan (SPI KPK, 2019) serta urutan ke-3 sektor terkorup (ICW, 2020). Pengaduan kasus pertanahan juga merupakan substansi pelaporan tertinggi di Ombudsman RI (2015-2017) berikut maraknya kasus pertanahan yang melibatkan mafia tanah belakangan ini.

Unduh Kajian Potensi Korupsi Pada Layanan Penerbitan Sertifikat Pertanahan Di Kementerian ATR/BPN

Kajian yang dilaksanakan KPK bersama dengan BPKP dan Bawas MA selama tahun 2018-2020 telah menghasilkan beberapa temuan dan rekomendasi. Ringkasan temuan dan rekomendasi tahun 2018-2019 dapat dilihat pada BAB 4 laporan ini, disertai dengan catatan kemajuan yang telah dilakukan oleh Mahkamah Agung. Untuk itu kami mengapresiasi berbagai kemajuan dan upaya tersebut karena dapat mengurangi potensi korupsi.

Unduh Kajian Sistem Manajemen Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama

Ketersediaan pangan menjadi komponen penting di sebuah negara. Pangan memiliki peran strategis dalam mempengaruhi stabilitas politik, ekonomi, dan sosial di tingkat nasional. Meskipun memegang kedudukan strategis, peran negara dalam menjaga penyediaan pangan nasional melalui fungsi buffer stock belum berjalan sebagaimana yang diharapkan. Hal ini setidaknya tergambar dari keriuhan penyediaan beberapa komoditas pangan, dalam hal ini berkaitan dengan pengadaan beras dari sumber impor maupun ketersediaan komoditas kedelai, jagung, bahkan minyak goreng. Selain itu, belum tuntasnya penyelesaian penggantian CBP turun mutu juga menjadi bagian pokok yang mendorong pelaksanaan kajian.

Unduh Kajian Tata Kelola Buffer Stock Penyediaan Pangan

Dua program bansos reguler Kementerian Sosial yaitu Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH) pada tahun 2021 menyasar hampir 20 Juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Angka ini merupakan 67% dari jumlah keluarga yang tercatat di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Dari sisi anggaran, nilai kedua program tersebut mencapai Rp72 Triliun. Program BPNT dimulai pada tahun 2017 dan dikelola oleh Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin – Kemensos dan merupakan transformasi dari Program Raskin/Rastra. Sementara PKH telah berjalan sejak tahun 2007 dan ditangani oleh Direktorat Jaminan Sosial Keluarga – Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) – Kemensos.

Unduh Kajian Tata Kelola Bantuan Sosial Reguler - Program Keluarga Harapan dan Bantuan Pangan Non Tunai 2021

Impor produk hortikultura memiliki peran signifikan dalam memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat maupun industri. Selama periode 2016-2020, rerata impor produk hortikultura dibanding keseluruhan impor barang konsumsi mencapai angka 14.28%. Untuk komoditas tertentu, misal bawang putih, pemenuhan melalui sumber impor mencai persentase lebih dari 90%.

Kendatipun intensitas impor produk hortikultura tinggi, tata kelola pelaksanaan kegiatan masih membuka ruang korupsi. Dalam konteks tersebut kajian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengindentifikasi celah korupsi serta memberikan saran perbaikan guna menutup celah korupsi.

Unduh Kajian Tata Kelola Importasi Produk Hortikultura

Top