Hakordia 2025: KPK Hadirkan Edukasi Antikorupsi untuk Anak PAUD di Yogyakarta
Di sudut Pendopo Wiyata Praja, Kepatihan Yogyakarta (DIY), Sabtu (6/12), riuh gemuruh tawa anak-anak saling bersahutan. Tangan-tangan mungil terangkat tinggi, beberapa malu-malu, lainnya begitu bersemangat seolah ingin segera bercerita. Di tengah keriuhan, anak-anak berteriak “Halo Eyang!” seraya menyambut seseorang.
"Eyang" yang dimaksud adalah Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Ibnu Basuki Widodo. Pagi itu, di acara “Aku Anak Jujur”, kehangatan Ibnu tercermin saat meriung bersama anak-anak pendidikan usia dini dari berbagai Kelompok Bermain (KB) di Yogyakarta.
Dengan nada lembut, Ibnu bercerita tentang “Si Jujur dan Si Curang”. Kisah sederhana itu mengajak anak-anak mengenal perbedaan antara perilaku baik dan tidak baik. Pada setiap bagian cerita, Ibnu mengajak anak-anak menebak mana tindakan yang benar.
Tangannya bergerak pelan, sambil sesekali memegang bahu anak terdekat. Memastikan mereka merasa nyaman. “Kalau kita menemukan barang di taman, itu punyaku atau harus dikembalikan?” tanyanya. Serempak kompak, anak-anak menjawab, “Dikembalikan, Eyang!”
Metode ini tidak hanya membuat anak-anak suka ria, tetapi juga membuka ruang bagi mereka untuk bercerita. Beberapa anak mengangkat tangan untuk mengisahkan pengalamannya. Ada yang pernah mengembalikan mainan temannya, ada yang berkelakar pernah tidak jujur, tetapi ingin terus belajar lagi.
Interaksi inilah yang menjadi inti dari pendekatan edukasi antikorupsi dari KPK. Bagaimana nilai antikorupsi dibangun melalui cerita dan pengalaman mereka sendiri. Ibnu mengatakan, penanaman nilai antikorupsi harus dimulai sejak dini, saat karakter moral anak sedang terbentuk.
“Anak-anak belajar dari teladan, keterlibatan, dan cerita mereka sendiri. Usia mereka adalah masa ketika kejujuran tumbuh paling kuat,” ujar Ibnu.
Jika sejak kecil sudah terbiasa jujur, berbagi, dan tidak mengambil hak orang lain, kata Ibnu, maka itu adalah bibit antikorupsi paling kokoh.
“Kita hanya perlu merawatnya,” tambahnya sambil tersenyum, disambut tawa kecil anak-anak yang memanggilnya Eyang.
Kehangatan itu semakin terasa ketika seluruh anak-anak mengikuti senam antikorupsi bersama-sama. Momen keceriaan kembali membuncah, saat seluruh anak-anak menggambar dan mewarnai.
Pendekatan interaktif KPK ini merupakan bagian dari hari pertama rangkaian peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (HAKORDIA) 2025 yang berlangsung di Yogyakarta. Melalui permainan, cerita, dan interaksi langsung, KPK ingin menguatkan komitmen bahwa pencegahan korupsi dimulai dari ruang terkecil, yaitu ruang bermain anak-anak.
Dari lingkaran kecil di pendopo itu, KPK berharap benih-benih kejujuran tumbuh dan meluas. Mengisi masa depan Indonesia dengan generasi yang mencintai nilai-nilai integritas sejak langkah pertama mereka.