Indeks Artikel

Krisna kesal. Robot ciptaannya yang akan diikutkan pada lomba sains dan iptek rusak. Ibunya pun memberinya uang untuk membeli transmitter baru. Sayang, tidak mudah mendapatkan spare part tersebut. Berbagai toko elektronik didatanginya. Namun tetap nihil. 

Karena merasa lapar, uangnya malah digunakan untuk jajan. Kepada ibunya, Krisna mengaku kalau uangnya digunakan untuk untuk membeli kue cubit dan jus stroberi. Ibunya tidak marah, malah senang karena Krisna berkata jujur dan mau mengakuinya. “Berani jujur itu hebat,” kata ibu Krisna. 

Cerita Krisna di atas adalah penggalan dari kisah berjudul Roki “Robot Kita Indonesia”, salah satu episode yang terdapat dalam serial animasi Sahabat Pemberani yang belum lama diluncurkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Serial animasi ini merupakan terobosan KPK dalam mengkampanyekan nilai-nilai antikorupsi di kalangan generasi muda, khusunya penonton usia Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas.

Ada enam episode dalam Sahabat Pemberani musim kedua ini; ROKI, Robot Kita Indonesia, Mesin Waktu, Main Jujur, Hari Pahlawan, Jelajah Pulau, dan Penyelamatan Hutan. Selain Krisna, ada juga Panji dan Kirana yang menjadi tokoh utamanya. 

Yang menarik, semua cerita yang ada di Sahabat Pemberani ini dikemas dengan sangat apik. Kisahnya diambil dari kejadian sehari-hari yang sangat dekat dengan kehidupan anak-anak. Melalui ucapan dan tingkah laku Krisna, Panji, dan Kirana, KPK ingin menanamkan 9 nilai dasar antikorupsi yaitu jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil.

Dalam episode berjudul “Pahlawan Kemerdekaan” misalnya, untuk menyambut hari raya kemerdekaan, ketiga tokoh ini ikut membantu panitia perayaan dengan mendatangi warga untuk mengumpulkan dana. Tidak hanya itu, mereka coba berkontribusi dengan cara membantu warga membersihkan sampah dan mencucikan mobil seorang ibu. Upahnya nanti dipergunakan untuk menambah dana tujuh belasan.

Seorang ibu yang dibantu mencucikan mobilnya pun memberikan uang, plus sekantong makanan. Mereka bingung, apakah makanan itu boleh diterima atau tidak. Soalnya, kalau diterima dan dimakan sendiri, berarti telah memakan yang bukan haknya. Tetapi ternyata mereka sangat bijaksana. Agar sang ibu tidak tersinggung, makanan itu tetap diterima tetapi bukan untuk dimakan sendiri, melainkan akan digunakan untuk konsumsi pada saat perayaan.

Itulah salah satu pelajaran mengenai kejujuran, peduli, kerja keras dan tanggung jawab yang dikemas apik dalam sebuah cerita sederhana, mudah dicerna dan tidak menggurui. Tentu saja masih banyak lagi cerita-cerita lainnya.

Top