Hari ini rangkaian kegiatan Anti-Corruption Summit 2018 ketiga resmi di Hotel Four Points by Sheraton, Makassar (23/10). Kegiatan ini dihadiri lebih dari 150 orang perwakilan dari pusat kajian anti-korupsi, perwakilan perguruan tinggi, perwakilan masyarkat sipil, dan pegiat antikorupsi dari seluruh Indonesia.

Pembukaan Anti-Corruption Summit 2018 dihadiri oleh Wakil Ketua KPK Laode M Syarif, Gubernur Sulawesi Selatan H.M. Nurdin Abdullah, Australia Consulate General Makassar Richard Matthews, Rektor Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, dan Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. Mohammad Nasih.

 Dalam sambutannya, Syarif ingin para akademisi bisa berkolaborasi dengan masyarakat sipil dan KPK untuk mengkaji lebih dalam perihal pemberantasan korupsi di Indonesia

“Kita bisa membuat kajian mengenai pemberantasan korupsi hingga menyebarkan hal-hal yang berhubungan dengan pencegahan korupsi melalui ranah pendidikan agar Indonesia menjadi negeri yang berintergritas dan sejahtera,” ujar Syarif.

Dalam pekerjaannya, lanjut Syarif, KPK sadar betul bahwa KPK tidak bisa bekerja sendirian. KPK harus melibatkan seluruh elemen bangsa.

Syarif berharap setelah kegiatan ini selesai, setiap peserta tetap menjaga komitmen dalam memberantas korupsi.

“Saya berharap dukungan dari akademisi dan masyarakat sipil bisa membuat Indonesia lebih jaya dengan diberantasnya korupsi dari negeri ini,” kata Syarif.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Sulawesi Selatan H.M. Nurdin Abdullah menyampaikan bahwa kegiatan kolaborasi ini adalah simbol perubahan yang dilakukan demi kesejahteraan masyarkat.

“Hari ini kita bersama-sama mengerjakan sesuatu yang sangat mulia, yaitu membentuk Indonesia yang bermartabat dan berintegritas. Kita harus memperbaiki sistem yang ada di Indonesia demi kesejahteraan masyakarakat,” ujar Nurdin.

Nurdin optimistis bahwa para akademisi akan mengajarkan keteladanan kepada mahasiswa. Ia juga mengajak peserta diskusi untuk mengupas permasalah korupsi dalam forum ini.

“Mudah-mudahan kegiatan Anti-corruption Summit ini dapat membuka legitimasi dalam rangka perbaikan di masa depan,” kata Nurdin.

Australia Consulate General Makassar Richard Matthews sangat gembira dengan adanya kegiatan ini. Menurutnya kegiatan seperti ini bisa mendorong sinergi untuk meningkatkan upaya pencegahan korupsi.

“Kajian yang dikemukakan oleh para akademisi akan menjadi usmber kekayaan intelektual dan diharapkan akan membangun kolaborasi dalam pemberantasan korupsi,” kata Matthews.

Matthews sangat berharap semangat antikorupsi yang dibangun dalam kegiatan Anti-corruption Summit yang ketiga ini dapat memberikan inspirasi untuk rencana-rencana kerja pencegahan korupsi untuk di tetapkan di masing-masing daerah.

(Humas)

Top